Jumat, 25 November 2011

JANJI

Islam mengajarkan, bahwa kepada siapa pun janji itu diberikan-selama tidak janji bermaksiat maka harus ditepati. Bahkan siapa yang tidak menepati janji dikhawatirkan akan masuk golongan orang munafik. 


Rasulullah saw. bersabda, "Ada empat sifat yang jika melekat pada seseorang maka orang itu benar-benar munafik, jika ada satu sifat yang melekat (dari empat itu) maka dalam dirinya ada karakter munafik sampai ia meninggalkan sifat itu semua, (empat sifat itu adalah); jika dipercaya berkhianat, jika berbicara dusta, jika berjanji mengingkari, dan jika berdebat berkata keji." (HR.Bukhari Muslim ). 


Dalam hadits yang lain Baginda Nabi bersabda, "Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga; jika berbicara dusta, jika berjanji tidak menepati, dan jika dipercaya berkhianat." (HR. Bukhari Muslim).

teka teki perjalanan


Hidup adalah teka-teki.
Hidup adalah perjalanan.
Hidup adalah teka-teki sebuah perjalanan.
Kita semua sedang menebak-nebak sebuah teka-teki mahapenting. Teka-teki yang kita namakan kehidupan. Sebagian dari kita berkata bahwa itu adalah sebuah perjalanan. Bagiku, hidup adalah rangkaian puzzle acak yang menunggu untuk disatukan. Puzzle tentang cinta, puzzle persahabatan, puzzle kesuksesan, dan puzzle Tuhan.
Tuhan akan marah jika kita berhenti mencoba. Karenanya, dia mengharamkan surga bagi mereka yang memutuskan mati sebelum semua puzzle lengkap terbentuk.
Puzzle kita adalah rangkaian takdir. Tidak harus indah, namun keikhlasan dalam menjalani serta doa yang selalu kita mintakan kepada Tuhan akan menjadi score penting, kelak suatu hari ketika puzzle-puzzle kita dinilai pada suatu sidang.
Sebagai sebuah teka-teki. Jika kita menutup suatu jalan, maka akan terbentuk suatu jalan baru. Semalam aku berpikir tentang itu. Jika suatu jalan aku tutup, maka akan terbuka jalan baru. Jadi tiada istillah jalan buntu.
Kamu, jangan menyerah.
Hidup tidaklah berlaku kepada nilai-nilai yang diciptakan. Telah ada nilai-nilai dasar yang tercipta sebelum nilai-nilai yang manusia ciptakan ada.
Apakah kamu harus menjadi seorang sarjana, seorang kaya, atau seorang sukses. Itu adalah nilai-nilai yang manusia ciptakan. Tidak ada kata HARUS untuk nilai-nilai tersebut. Yang diciptakan manusia sejatinya tidak menjadi kekangan atau malah memperbudak.
Memang, taat kepada konsensus yang telah disepakati bersama adalah kewajiban. Namun jangan nafikan anomali-anomali. Kita, harus bebas, jangan terkekang. Beberapa nilai yang telah digariskan Tuhan, itulah yang harus dijunjung tinggi.
Aku sendiri, jujur belum begitu mampu memaknai teka-teki hidup ini. Aku bukanlah manusia yang telah tercerahkan. Aku masih mencari. Terkadang dari pertanyaan-pertanyaan, terkadang lagi dari apa-apa yang telah digariskan dalam Quran, kadang pula dari renungan-renungan dalam semesta hitam.
Teka-teki manusia. Saling terkait. Dan akan selalu berusaha terkait.
Jikalah suatu ketika, takdirmu memilih untuk menutup diri. Ataulah suatu ketika, apa yang ingin engkau capai atau berharap takdir tersebut mendekatimu lantas dia menolak dan menghindar atau bahkan berlari berpaling, jangan buru-buru menghujat Tuhan. Tiada pula engkau harus menangis sedu-sedan.
Kepedihan, kesedihan adalah fitrahmu sebagai manusia.
Jikalah itu tiba. Engkau jangan takut. Ada sebuah jalan baru yang sedang disiapkan. Dia sedang menunggu, untuk engkau tapaki dan jalani. Teka-teki baru itu sedang menunggu, untuk engkau pecahkan.

Selasa, 22 November 2011

kehidupan

Sepuluh hari yang membuatku puas… Banyak pelajaran yang aku dapatkan di kala kesepuluh hariku pulang ke kampung halaman tersebut. Bertukar pikiran dengan Bapakku tercinta, menghasilkan banyak sekali pelajaran baru buatku.
Salah satunya adalah tentang sebuah arti kehidupan menurut Quran. Bahwa hidup adalah sebuah tempat “kepura-puraan” atau “sandiwara”, “saling menyombongkan diri” dan “penipuan”. Eits, tunggu dulu. Ini penjabarannya:
  1. Kepura-puraan maksudnya adalah bahwa hidup ini sebenarnya adalah kosong, tidak ada artinya bagi kita semua. Kita mencari harta dan menumpuknya sebanyak-banyaknya adalah sejatinya kosong. Kita mencari gelar dan jabatan setinggi-tingginya adalah sebenarnya kosong. Kita bernapas pun sebenarnya adalah kosong. Jadi, sebetulnya semuanya adalah kosong, kecuali Yang Maha Agung yang mempunyai kuasa bagi seluruh alam, tak terkecuali manusia.
  2. Saling menyombongkan diri maksudnya kita hidup hanya dikejar oleh rasa ingin membanggakan diri sendiri. Punya sesuatu yang sedikit pun apabila dirasakan baik baginya cenderung ingin ditunjukkan kepada orang lain. Rasa kebanggaan terhadap diri sendiri (dan juga bisa membanggakan orang lain atau harta benda yang dimiliki) itu tidak dapat dipungkiri melekat pada diri semua manusia tanpa terkecuali.
  3. Penipuan. Yang dimaksud penipuan di sini adalah, bahwa nikmat yang dirasakan di dunia adalah sebenarnya bukan nikmat yang langgeng, hanya nikmat semu dan sesaat. Namun itu dirasakan nikmat dan cenderung dengan senang hati dilakukan oleh manusia. Sedangkan nikmat yang sebenarnya adalah nikmat akhirat, yang di dunia adalah dirasakan bukan sebagai nikmat oleh manusia melainkan sebagai sebuah beban atau tuntutan. Sehingga, manusia cenderung untuk meninggalkannya.
Kehidupan di dunia ini hanyalah dapat dirasakan bukan sebagai ketiga hal di atas oleh orang yang benar-benar tidak memikirkan ketiga hal yang di atas, melainkan menyandarkan kesemuanya kepada Yang Esa. Sedangkan untuk bisa melakukan itu, manusia harusnya mempunyai dua kunci hidup, yakni SABAR dan SYUKUR (Sesuai dengan konsepku pribadi, namun sekarang aku tambahi satu lagi jadi 3S: SADAR, SABAR, dan SYUKUR).

Rabu, 09 November 2011

hidup adalah

Agar kita tidak memahami arti hidup secara dangkal, kita harus kembali memahaminya dari sumber atau rujukan yang benar, yaitu Al Quran dan Hadits shahih. Tentu saja, jika kita menggalinya lebih dalam menurut Al Quran dan Hadits akan menjadi pembahasan yang panjang. Yang akan saya tekan disini ialah, kita jangan menyerahkan pemahaman dari sumber yang tidak jelas tidak pasti. Pemahaman yang salah bisa mengubah kehidupan kita, bahkan kehidupan kita nanti di akhirat.
Pada intinya, arti hidup dalam Islam ialah ibadah. Keberadaan kita dunia ini tiada lain hanyalah untuk beribadah kepada Allah. Makna ibadah yang dimaksud tentu saja pengertian ibadah yang benar, bukan berarti hanya shalat, puasa, zakat, dan haji saja, tetapi ibadah dalam setiap aspek kehidupan kita.
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (QS Adz Dzaariyaat:56)
Ibadah… inilah arti hidup sesungguhnya.